Jumat, 15 Mei 2009

UMAR IBNUL KHATTAB 13-23 H (634 – 644 M)

Siapa Umar ibnu Khattab??
Umar Ibnu Khattab merupakan putra dari Nufail al Quraisy,dari suku Bani Adi. Sebelum Islam masuk Bani Adi terkenal sebagai suku yang terpandang, mulia, megah dan berkedudukan tinggi.

Dimasa Jahiliah Umar bekerja sebagai saudagar. Beliau sering menjadi duta kaumnya apabila ada peristiwa panting yang harus melibatkan kaumnya dengan suku Arab yang lain. Baik sebelum ataupun sesudah beliau memeluk Islam,Umar terkenal sebagai seorang pemberani, tidak takut dan gentar, mempunyai ketabahan dan kemauan yang keras, serta tidak mengenal kata bingung dan ragu.

Da’wah Islam,pada mulanya sangatlah lemah dan rawan sekali maka dari itu butuh sokongan dan dukungan yang kuat, karenanya Rasulullah sendiri pernah berdoa
Artinya :”Ya,Allah! Kuatkanlah Islam dengan salah seorang dari dua orang Umar,yaitu ‘Amr Ibnu Hisyam atau Umar Ibnu Khattab.”

Islamnya Umar
Sikap bangsa arab terhadap Al-Qur’an dibagi menjadi tiga golongan yaitu:
1. Golongan yang terkenal kuat dan pemberani,karena itu mereka dapat mengakui kemu’jizatan Al-Qur’an,dan mengikuti Rasulullah SAW.pembawa Al-Qur’an itu sendiri
2. Golongan yang juga mengakui kemu’jizatan Al-Qur’an tetapi ada sebab-sebab lain yang menghalangi mereka mengikuti Nabi.
3. Golongan Terkecil yang bersikeras menentang dan mencoba menandingi Al-Qur’an.Kesombongan mereka terutama disebabkan oleh sifat-sifat fanatic,hasad dan dengki.tetapi bagaimanapun juga mereka tidak berhasil melakukannya.

Dari ketiga golongan tersebut tidaklah berlebihan apabila kita menempatkan Umar kedalam golongan yang pertama.yaitu golongan yang telah berlaku jujur,karenanya mereka mempunyai jiwa yang bersih yang tidak mengenal hasad dan dengki,jiwa yang dipenuhi oleh keberanial dan keadilan.

Sebelum masuk Islam Umar adalah seteru yang paling besar bagi umat muslim.
Diriwayatkan oleh ibnu Hisyam :Umar keluar dengan pedang terhunus.di tengah jalan dia bertemu dengan Nu’aim ibnu Abdillah Melihat gelagat Umar Nu’aim berkata : ”Hendak kemana Umar?” Umar Menjawab : “Hendak membunuh Muhammad yang telah memecah belah kaum Quraisy dan mencela agama mereka.”Dengan tesenyum Nu’aim berkata :”Alangkah baiknya kalau engkau kembali pulang mengurus keluarga engkau sendiri.Karena Fatimah adikmu bersama suaminya Sa’id ibnu Zaid sekarang sudah mengikuti Muhammad.”

Mendengar berita itu Umar menjadi marah dan geram dan langsung menuju rumah adiknya.Sesampainya disana,didengarnya orang membaca Al-Quran,dibacakan oleh Khabab ibnu Art kepada Fatimah dan Suaminya. Mendengar itu umar semakin percaya apa yang dikatakan Nu’aim.dengan marah dan geram beliau masuk.Melihat kedatangan Umar yang tiba-tiba dan penuh amarah Fatimah langsung menyembunyikan lembaran Al-Qur’an yang ia baca.

Dengan suara keras dan bercampur amarah umar berkata ;”Apa yang kamu baca tadi?” Fatimah dan suaminya gugup dan tidak bisa menjawab.dengan terbakar rasa amarah Umar menampar adik dan iparnya,akibat tamparan itu muka Fatimah sampai berdarah.Melihat keadaan itu hatinya mulai melunak.dengan lemah lembut dimintanya lembaran Al-Qur’an itu kemudian dibacanya :
Artinya : “Thaahaa !.Kami tidak menurunkan Al Quran Ini kepadamu agar kamu menjadi susah; Tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah), Yaitu diturunkan dari Allah yang menciptakan bumi dan langit yang Tinggi. (yaitu) Tuhan yang Maha Pemurah. yang bersemayam di atas 'Arsy. Kepunyaan-Nya-lah semua yang ada di langit, semua yang di bumi, semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah. Dan jika kamu mengeraskan ucapanmu, Maka Sesungguhnya dia mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi. Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. dia mempunyai Al asmaaul husna (nama-nama yang baik).” (Surat Thaha 1-8).
Umar adalah seorang ahli bahasa, memiliki rasa bahasa yang murni dan mengenal keindahan dan kefasihan bahasa.mendengar ayat-ayat itu ia merasa kagum akan keindahan,kemurnian dan kemu’jizatannya. Dengan tanpa berfikir lagi, ditemuainya Muhammad untuk menyampaikan keinginannya memeluk Islam

Dikalangan bangsa Arab zaman dahulu seni bahasa merupakan hal yang paling dijunjung tinggi. Seorang pengemis dan tunawisma bisa berubah menjadi orang terpandang ketika dia berhasil membuat sebuah tulisan yang dengan bahasa yang indah. begitupun sebaliknya golongan bangsawan bisa kehilangan kedudukannya ketika apabila dia membuat karya sastra yang dianggap tidak layak.

Islamnya Umar adalah suatu berkah yang besar bagi umat Islam, karena semenjak beliau memeluk Islam dilawannya dengan gigih kaum Quraisy sehingga mau tidak mau mereka membiarkan umat Islam lebih bebas dalam mengerjakan sembahyang.

Umar diangkat Menjadi Khalifah
Setelah Khalifah Abu Bakar menyaksikan kericuhan diantara kaum Muslimin sepeninggal Rasulullah mengenai siapa pengganti pemimpin, banyak pendapat yang berlainan sehingga hampir saja menimbulkan perpecahan dikalangan umat Islam.beliau menyadari bahwa hal ini tidak boleh terjadi lagi,

Menyadari bahwa usianya tidak akan lama lagi, padahal ketika itu Laskar Islam sedang menghadapi peperangan yang sengit melawan dua kekuatan besar yaitu Romawi dan Persia sehingga membutuhkan dukungan moril dan materil yang cukup besar pula,maka beberapa hari sebelum Khalifah Abu Bakar meninggal beliau mengadakan perundingan dengan perwakilan kaum muslimin untuk menunjuk penggantinya. Abu Bakar sendiri mencalonkan Umar sebagai penggantinya dan semua kaum muslimin pun setuju dan memilih Umar untuk menggantikan beliau , khirnya piagam penunjukan tersebut ditulis sebelum beliau wafat.maka resmi lah Umar ibnu Khattab menjadi Khalifah pengganti Abu Bakar.

Peperangan yang terjadi pada masa Umar bin Khattab
Ada beberapa peperangan yang terjadi pada masa kepemimpinan Umar bin Khattab, alasan peperangan ini bukanlah semata-mata karena menginginkan kekuasaan dan harta apalagi pemaksaan agama karena pada dasarnya Islam adalah agama yang cinta akan kedamaian, Tetapi tujuan utamanya adalah membebaskan wilayah-wilayah yang ditindas oleh dua kekuatan besar pada masa itu yaitu Romawi dan Persia. Peperangan pada masa Umar diantaranya :

a. Pertempuran Ajnadain
Pertempuran di Ajnadain terjadi pada tahun 13 H. Lasykar kaum Muslimin pada pertempuran ini berjumlah 30.000 orang dibawah pimpinan Khalid bin Walid. Adapun laskar Romawi berjumlah lebih dari 100.000 orang, dibawah pimpinan Teodore saudara dari Heraklius.

Tentara Romawi dilengkapi dengan peralatan tempur yang lengkap, Sebaliknya dengan tentara Muslim mereka hanya dilengkapi dengan senjata seadanya hanya berbekal semangat dan kekuatan Rohani yang percaya pada pertolongan Allah serta kemenangan yang Gemilang.

Pertempuran sengit ini diakhiri dengan tewasnya sebagian dari pasukan Romawi dan sebagian lagi melarikan diri. Tentu saja kekalahan ini sangat memalukan bagi Heraklius juga merupakan kulan yang hebat baginya sehingga ia melarikan diri dari Himsh ke Anthakiah (Antiokhia).

b. Pertempuran Damaskus
Pertempuran kedua di Syam yang juga amat penting alah pertempuran di di sektar kota Damaskus. Kaum Muslimin mengepung kota yang indah ini, sementara itu penduduknya lebih memilih bertahan didalam kota sambil menutup semua pintu-pintu masuk.
Khalid bin Walid dengan pasukannya berada dipintu kota sebelah timur, Abu’Ubaidah di pintu yang disebut Bab Al Jabiah, Amr bin Ash di Bab Tuma, Syurahbil di Bab Al Faradis dan Yazid bin Abi Sufyan di Al Bab Ash Shaghir.

Maka terjadilah pertempuran kecil-kecil antara tentara Islam dengan penduduk kota. Sementara itu pembicaraan pun berlangsung antara kaum Muslimin dengan beberapa Uskup di kota yang sedang terkepung itu. Akhirnya kaum Muslimin dapat memasuki kota dari dua Pintu. Khalid bin Walid memasukinya dari pintu sebelah timur setelah beradu pedang, dan Abu’Ubaidah memaskinya dari Bab Al Jabiah dengan jalan damai pada tahun 14 H.

Siapakah pemimpin tentara Muslim pada wktu mengepung kota Damaskus ini?Saya lebih cenderung kepada pendapat yang mengatakan bahwa Abu’Ubaidah yang memimpin tentara Islam waktu itu. Karena Khalid bin Walid telah dibebaskan dari jabatannya sebagai Pemimpin Umum oleh Umar bin Khattab sebelumnya, dikala beliau diangkat menjadi Khalifah sesudah Abu Bakar berpulang kerahmatullah. Pembebasan Khalid ini dijalankan setelah ia baru saja selesai memimpin pertempuran di Ajnadain.

Satu hal yang dapat dibanggakan dan dikagumi tentang sifat dan budi pekerti Khalid, yaitu : Saitullah Al mAshul ini menerima keputusan pembebasannya dari jabatan, dengan rela dan patuh, padahal waktu itu ia sedang barada pada puncak kemuliannya dikarenakan berbagai kemenangan gemilang yang didapatnya. Pembebasan itu tiada berpengaruh sedikitpun pada semangat perjuangan beliau, bahkan beliau tetap berjuang sebagai sediakala dibawah pimpinan panglima baru yaitu Abu’Ubaidah.

Abu’Ubaidah juga pernah memperlihatkan budi pekerti semacam itu, yaitu ketika abu Bakar meminta beliau menyerahkan Pimpinan Umum kepada Khalid bin Walid, diwaktu Khalid dating dari Irak ke Syam.
Peristiwa-peristiwa semacam itu sesungguhnya merupakan contoh-contoh dari budi pekerti yang murni dan luhur, yang tidak akan pernah hilang dari kenangan-kenangan sepanjang masa.
Umar bin Khattab telah menjelaskan sebab-sebab yang mendorong beliau membebaskan Khalid bin Walid dan Al Mutsanna dari jabatannya masing-masing.
Beliau berkata:
“Saya membebaskan kedua panglima dari tugasnya masing-masing bukanlah karena menaruh Syak dan sangka terhadap mereka, hanya karena saya melihat saya melihat telah banyak manusia yang membesarkan dan memuja-muja mereka. Jadi, saya khawatir jikalau manusia menjadi sesat dan terperdaya, karena kecintaan dan kekaguman mereka kepada keduanya.”

c. Pertempuran Yarmuk
Heraklius menyiapkan lagi perlengkapan-perlengkapan untuk suatu pertempuran yang menentukan. Dikumpulkannya seluruh kekuatan, dengan tekat “Esa Hilang Dua Terbilang”, dan dikumpulkannya balatentara sejumlah 200.000 orang, bahkan menurut beberapa riwayat dari phak Arab jumlah itu mencapai 1.000.000 bahkan 1.500.000 orang. Pimpinan tentara yang besar disarahkan oleh Heraklius kepada Jabalah bin Aiham yaitu Raja yang terakhir dari kerajaan Ghassasinah, dibantu seorang panglima bangsa Armenia bernama Mahan. Sedang tentara Islam hanya berjumlah 24.000 orang dibawah pimpinan Abu’Ubaidah.

Pertempuran sengit terjadi pada suatu tempat di dekat sungai Yarmuk. Demikian dahsyatnya pertempuran ini menurut pandangan bangsa Romawi dan pengikut-pengikutnya, hingga mereka mengikatkan diri satusama lain dengan rantai, agar tidak seorangpun dari mereka yang melarikan diri. Meskipun begitu akhirnya mereka kalah juga. Kira-kira 70.000 orang diantara mereka melarikan diri dan sisanya kocar-kacir dan bercerai-berai ke berbagai tempat.

Tatkala berita kekalahan ini sampai kepada Heraklius lariah ia dari Antakhiah menuju Konstantinopel. Menurut riwayat Heraklius mengucapkan selamat tinggal dengan hati yang pilu, seraya berkata : “Selamat tinggal Siria! Selamat tinggal dari seseorang yang tiada mengharap akan kembali lagi!”
Itulah pertempuran-pertempuran besar yang terjadi di Syam antara kaum Mulimin dengan bangsa Romawi. Pada pertempuran tersebut kaum muslimin berkempul dibawah satu pimpinan.

Manakala sebuah pertempuran besar telah selesai, maka kaum Mulimin terbagi-bagi kembali, dan masing masing daripadanya menyebar ke berbagai daerah, dan disana pun mereka mendapatkan kemenangan yang gemilang. Kemudian mereka berkumpul lagi untuk menghadapi bala tentara Romawi yang amat besar jumlahnya itu yang dipimpin oleh heraklius sebagaimana disebutkan diatas.

Setelah peperangan Yarmuk selesai, maka tentara Islam dibagi dua. Sebagian menuju utara dibawah pimpinan Abu’Ubaidah dan Khalid bin Walid, dan sebagian lagi menuju ke arah Selatan dibawah pimpinan Amr bin Ash dan Syurahbil. Adapun Yazid bin Abi Sufyan tetap didaerah Damaskus. Ke daerah ini ia mula-mula diutus untuk menjaga negeri-negeri yang telah jatuh kedalam kekuasan kaum Muslimin.
Dalam perjalannya ke Utara Abu’Ubaidah dan Khalid bin Walid menaklukan negeri Himsh, Hama, Qinnisrin, laziqiah dan Halab (Aleppo). Amr bin Ash dan Syurahbil menaklukan ‘Akka, Yaffa, Khazzah dan lain-lain. Dengan demikian hanya Baitul Maqdis saja yang belum menyerah kepada kaum Muslimin. Bangsa Romawi dan penduduk Baitul Maqdis hendak mempertahankan kota ini mati-matian, yang menyebabkan kaum Muslimin menderita kerugian yang tidak sedikit.

Tetapi tentara Islam tetap dan terus berjuang dengan hati yang tabah dan sabar. Kemudian mereka menjalankan peranan politik dan tipu muslihat. Mereka mulai mendekati orang-orang Masehi penduduk Baitul Maqdis yang selam ini sangat menderita, dan amat tertindas dibawah pimpinan pemerintahan Romawi. Kaum Muslimin memandang Baitul maqdis sebagai kota suci. Karena itu mereka tidak hendak memperbanyak korban baik itu dari pihak kaum Masehi, ataupun dari pihak kaum Muslimin.

Artabun, pimpinan tentara Romawi dapat mencium tipu muslihat yang tengah dijalankan terhaapnya, karena itu ia lari ke Mesir. Pada saat itu sebenarnya orang-orang Masehi penduduk Baitul Maqdis telah merasa bahwa mereka tidak akan sanggup berhadapan dengan kaum Muslimin. Oleh karena itu mereka mengajukan damai kepada kaum Muslimin, dengan syarat bahwa Khalifah sendirilah yang dating ke Baitul Maqdis buat menerima penyerahan kota dan memperkuat perjanjian dengan pendudukny. Dan mereka diberi kebebasan dalam menjalankan Agama mereka. Amr bin Ash menyampaikan permintaan itu kepada Khalifah. Umar tiada keberatan dengan permintaan tersebuat maka datanglah beliau ke Baitul Maqdis, dan menuliskan sendiri surat perjanjian itu.
Kemudian Amr bin Ash berangkat ke Qisariah untuk menghadapi Constantine putera dari Heraklius. Tetapi pangeran muda ini tak sanggup untuk melawan, karena kemenangan-kemenangan kaum Muslimin yang berturut-turut itu menimbulkan ketakutan pada jiwanya. Pangeran ini lari pada malam hari menuju Constantinopel meninggalkan tentaranya sebagaimana ayahnya yang melarikan diri Anthakiah (Antiokhia) ke Constantinopel, setela mengalami kekalahan di Siria.
Kaum Muslimin telah berjuang mati-matian, dan beribu-ribu diantara mereka telah gugur sebagai Syuhada dalam pertempuran-pertempuran melawan bangsa Romawi di Siria dan Palestina adalah hak milik mereka yang amat mahal harganya, yang mereka beli dengan harta dan nyawa.

Penaklukan Mesir
Antara Mesir dan Palestina tidak ada batas alamiah. Karena itu dalam perjalanan kea rah Selatan yang dilakukan Amr bin Ash, timbul pertanyaan : “Dimanakah mereka akan berhenti?” jikalau di Siria dan Palestina banyak terdapat tentara Romawi, di Mesir pun tidak sedikit terdapat tentara Romawi. Kaum Muslimin merasakan bahwa mereka tidak akan tentram berada di Siria dan Palestina, apabila di dekat mereka masih ada tentara ganas dan menaruh dendam. Maka sudah sewajarnya kaum Muslimin mengambil keputusan, meneruskan penyerbuan ke Mesir.

Negeri Mesir yang pada saat itu sedang mengalami penindasan, penganiayaan dan kesewenang-wenangan bangsa Romawi, sama halnya dengan Siria dan Palestina sebelum dibebaskan oleh kaum Muslimin. Mesir adalah negeri yang kaya raya, buminya subur dan sungai Nil nya yang abadi melimpahkan kebaikan sepanjang masa. Pada kir-kanan sungai membentang kebun-kebun, lading-ladang dan taman-taman bunga. Disamping itu juga Mesir mempunyai sejarah yang panjang sejak beribu-ribu tahun sebelumnya. Tidak berlebihan apabila orang berkata bahwa menguasai Mesir akan melahirkan kestabilan Islam diseluruh negeri-negeri Asia dan Afrika yang tadinya berada dibawah kekuasaan bangsa Romawi.

Maka dilaporkanlah hal itu oleh Amr bin ash kepada Khalifah Umar bin Khattab, dan dimintanya agar beliau memberi izin kepadanya untuk melanjutkan perjalanan ke Mesir. Khalifah setuju dengan pemikiran Amr bin Ash dan memperbolehkannya untuk melanjutkan perjalanan ke Mesir.

Berangkatlah Amr bin Ash melalui Gurun Sinai, hingga sampai ke Arisy, dan didudukinya wilayah itu tanpa ada perlawanan yang berarti. Dari Arisy, Amr menuju Farama yang merupakan kunci untuk masuk ke negeri Mesir. Sebulan lamanya kaum Muslimin mengepung kota ini sebelum akhirnya dapat diduduki. Dalam perjuangan untuk menduduki kota ini kaum Muslimin mendapat sokongan penuh dari bangsa Mesir sendiri, hingga dapat dikatakan bahwa orang Mesir mempunyai peranan yang amat besar dalam pembebasan kota ini dari kekuasaan Romawi. Kota Farama jatuh ke tangan kaum Muslimin pada tahun 19 H.

Dari Farama kemudian tentara Islam melanjutkan perjalanan ke Bulbais. Kota ini dipertahankan oleh bangsa Romaw, dibawah pimpinan Artabun yang melarikan diri dari Baitul Maqdis. Maka terjadilah pertempuran antara tentara Islam dan Tentara Romawi kurang lebih sebulan lamanya. Kaum Muslimin dapat mematahkan kekuatan Romawi, hingga kota Bulbais jatuh ke tangan mereka. Konon kabarny, dikota ini berdiam seorang putrid dari Maqauqis yaitu Gubernur bangsa Mesir, yang diangkat oleh kaisar Romawi untuk memerintah Mesir atas nama Kaisar.
Tatkala kota Bulbais jatuh, maka Amr bin Ash memuliakan dan menghormati puteri dari Muqauqis, dan mengirimkannya kepada ayahnya dengan penuh kemuliaan. Ini adalah siasat yang amat bijaksanayang telah menolong dalam mempererat tali persaudaraan antara bangsa Arab dengan bangsa Mesir.

Kemudian tentara Islam maju ke Ummu Dunain. Disini terjadi pertempuran sengit. Kaum muslimin tidak dapat mengalahkan bangsa Romawi dalam pertempuran itu. Karena itu Amr bin Ash meminta bantuan kepada Khalifah. Umar mengirimkan 4000 orang balabantuan. Dalam 4000 orang itu terdapat Zubair, Ubadah bin Samit dan Al Miqdad bin Aswad. Di dalam suratnya kepada Amr bin Ash Khalifah Umar menyebutkan : “ telah kami kirimkan kepadamu 4000 orng pasukan dan didalamnya ada orang-orang yang mengimbangi kekuatan 1000 orang.”

Maka bertemulah tentara Islam dengan tentara Romawi yang berjumlah 20.000 orang, dibawah pimpinan panglima besar mereka yang bernama Theodore. Terjadilah pertempuran didekat Ainu Syams. Pada pertempuran ini kaum Muslimin mendapatkan kemenangan. Berkat kemahiran Amr bin Ash dalam mengatur taktik dan balatentaranya.

Selain tempat-tempat yang telah disebutkan diatas masih banyak lagi tempat yang berhasil dikuasai oleh kaum Muslimin diantanya adalah kota Babilyon dan Iskandariah yang pada akhirnya menjadikan Persia, Mesir dan Siria dibawah perlindungan Islam.

Umar bin Khattab Sebagai Pembangun Negara Islam
Pekerjaan Rasulullah yang paling utama adalah menyampaikan agama Islam, dan mengajarkan kepada kaum Muslimin jalan-jalan untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

Fungsi penyampaian Agama Islam telah dipenuhi oleh Rasulullah SAW dan telah dikerjakannya dengan baik. Dan juga fungsi untuk mengarahkan manusia menuju kebahagiaan dunia dan akhirat telah dilaksanakan oleh Rasul dengan sempurna. Rasul telah meletakan dasar-dasar hidup yang mulia dan menyelesaikan segala kesulitan yang ditemui.

Hanya saja dimasa Nabi masih hidup agama Islam belum melampaui Jazirah Arab, dan kehidupan bangsa arab pun masih sederhana dan bersahaja. Tetapi ketika agama Islam telah meluas ke Syam, Mesir dan Persia agama Islam menjumpai berbagai macam kebudayaan yang hidup di negeri tersebut. Islam telah berhadapan dengan keadaan-keadaan yang baru sehingga timbul berbagai macam kesulitan dan persoalan yang belum pernah dirasakan atau dijumpai sebelumnya oleh kaum Muslimin selama ini.

Pada masa Abu baker kesulitan semacam ini belum bisa dirasakan karena periode kepemimpinan beliau amatlah singkat. Beliau meninggal pada saat peperangan dangan Romawi dan Persia baru akan dimulai dan belum dapat terselesaikan. Persoalan dan kesulitan semacam ini dating pada saat pemerintahan Umar bin Khattab. Maka diatas pundaknya lah terletak beban untuk menyelesaikan dan mengatasinya.

Allah telah memberi ilham dan taufik kepada Umar dalam menghadapi panggilan zaman, menjawab tantangan hidup baru dan membangun sebuah Negara Islam.
Beliau yang menyusun dewan-dewan, mendirikan Baitul Mal, menempa mata uang, membentuk tentara untuk melindungi batas wilayah, mengatur gaji, mengangkat hakim, mengatur pos perjalanan, menciptakan tahun (Hijriah) dan mengadakan Hisbah (pengawasan terhadap pasar-pasar, pengontrolan terhadap timbangan, penjagaan terhadap tata tertib dan susila, pengawasan terhadap kebersihan jalanan dan sebagainya).
Umar tidak saja menciptakan peraturan-peraturan baru, beliau juga memperbaiki dan mengadakan perubahan terhadap peraturan yang sudah ada, apabila kelihatannya peraturan itu memang sudah harus dirubah.

Misalnya aturan yang telah berjalan : bahwa kaum Muslimin diberi hak menguasai tanah dan segala sesuatu yang didapat dengan berperang. Umar mengubah peraturan ini, tanah-tanah itu harus tetap ditangan pemiliknya semula, tetapi sebagai gantinya da pajak tanah (al kharaz). Dan masih banyak lagi aturan-aturan lain yang diciptakan Umar.
Nabi Muhammad telah memenuhi Dunia ini dengan cahaya agama Islam yang terang benderang. Tetapi sesudah beliau wafat cahaya itu hamper surut, disebabkan oleh berbagai peristiwa yang terjadi. Denag kesabaran hati dari abu Bakar cahaya yang hamper surut itu berhasil dihidupkan lagi. Kemudian datanglah Umar bin Khattab, dihiasinya dunia Islam dengan peraturan yang paling baik dan bagus sehingga sampai sekarang alam Islami masih hidup, menikmati cahaya utama yang sebagian besar bersumber dari nabi dan dua orang sahabatnya itu.

Umar Terbunuh
Sejumlah musuh-musuh Islam yang terdiri dari orang-orang Pesia dan Yahudi mengadakan kerjasama untuk membunuh Umar bin Khattab. Pembunuhan itu dilaksanakan oleh seorang Nasrani yang bernama Abu Lu’luah. Dia adalah seorang bangsa Persia, dan ditawan oleh tentara Islam di Nahawand, kemudian menjadi hamba sahaya dari Mughirah bin Syu’bah.

Telah diterangkan sebelumnya bahwa Umar bin Khattab telah merobohkan kerajaan Persia dan melenyapkan kekuasaan mereka. Karena itu lapisan atas dari bangsa Persia dan beserta pendukungnya menaruk dendam kepada Umar, dan berniat untuk membunuh beliau.
Abu Lu’luah telah berhasil menyusup kedalam masjid, diwaktu Umar hendak memulai sembahyang Subuh, dikala itu hari masih gelap, maka ditikamnya lah Khalifah dengan sebuah golok beberapa kali, diantaranya dibawah pusatnya, maka keluarlah perut beliau.
Umar lalu memekik, maka datanglah kaum Muslimin hendak menangkap pembunuh itu, tetapi mereka diserang juga dengan golok sehingga ada yang meninggal dan beberapa orang terluka.

Setelah pergulatan yang cukup lama akhirnya kaum Muslimin dapat menangkapnya, tetapi ia masih sempat memakai goloknya untuk bunuh diri.
Beberapa hari kemudian Khalifah yang agung itupun berpulang ke Rahmatullah, dengan meninggalkan kenangan-kenangan yang indah. Perjalanan hidup beliau adalah perjalanan hidup yang paling abadi yang pernah diriwayatkan oleh sejarah.
Hampir saja rahasia pembunuhan itu terpendam dalam kegelapan, andaikata tiada muncul dan memancacar sebuah cahaya yang meneranginya dan membuka semua rahasia dari sebuah komplotan.
Abdur Rahman bin Abu Bakar melihat sehari sebelum pembunuhan itu terjadi ada tiga orang yang sedang berbisik-bisik.
Pertama : Hurmuzan, yaitu seorang pembesar bangsa Persia yang telah kehilangan kekuasaan dan kedudukan, karena tidak ada harapan untuk mengembalikan kejayaannya maka ia terpaksa hidup sebagai orang yang biasa saja.
Kedua : Jufainah yang dahulunya menganut agama Nasrani, ia berasal dari Hirah dan bekerja sebagai pengajar dan penulis di Madinah.
Ketiga : Abu Lu’luah.

Menurut Abdur Rahman, orang-orang itu terkejut dan kaget ketika melihat ia dating dengan tiba-tiba dan jatuhlah sebuah golok berujung dua dari mereka.
Dikala Abdur Rahman memperhatiakn golok yang dipakai untuk membunuh Umar, ia menerangkan bahwa golok itulah yang dilihatnya kemarin.
Keterangan inilah yang mendorong Ubaidulah bin Umar membunuh Hurmuzan dan Jufainah sesudah ayahnya meninggal.

5 komentar:

Tirta Kusuma 16 Mei 2009 pukul 22.18  

dapet tulisan darimana nih, panjang amat...copas tugas kul ya???hehehehe

Harry 16 Mei 2009 pukul 22.21  

@Tirta
Hehehehe iya Copas Tugas kuliah dulu, daripada nggak bermanfaat di hardisk..mending ak share...hehhehehe

Fadlil 16 Mei 2009 pukul 22.39  

bagoes... Hari Hardiansyah nulis2 yang bermanfaat...

Umar, banyak keteladanan yang bisa diambil dari khalifah Umar... tapi rie.. ada yang kurang... pidatonya umar yang terkenal itu mana ya? Waktu diangkat pertamakalinya itu lo.... ayo2 jangan tanggung2 ngupas khalifah Umar bin Khattabnya...

Tirta Kusuma 16 Mei 2009 pukul 22.51  

^^ Mampus lu ry ditanyain...buruan googling sumbernya

Harry 16 Mei 2009 pukul 23.09  

Hmmm Pidatonya yang mana ya??wah ak ketiduran waktu itu...nanti deh saya tanyakan kepada shabat sahabat yang lain....hehehehe
Tunggu aja ya pak Mus

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP